Pemerintah Jepang telah mengumumkan inisiatif untuk memerangi anime dan manga menggunakan kecerdasan buatan (AI). Badan Urusan Kebudayaan Jepang telah menginvestasikan sekitar 300 juta yen (sekitar US$2 juta) untuk mengembangkan sistem canggih yang mampu mengidentifikasi dan menghapus konten ilegal.
sistem AI akan menganalisis pola pada situs web ilegal , seperti desain, iklan, dan konten yang mirip dengan karya yang dilindungi. Hal ini akan memungkinkan pemegang hak cipta untuk meminta penghapusan materi bajakan dengan lebih cepat. Perwakilan agensi mengklaim bahwa teknologi ini akan mengatasi keterbatasan pemantauan manusia, yang seringkali memakan waktu dan biaya.

Namun, perusahaan seperti Toei Animation dan VIZ Media memimpin upaya serupa, sementara penerbit seperti Shueisha telah beralih ke pengadilan internasional untuk memerangi pembajakan. Lebih lanjut, teknologi seperti Toon Radar dari WEBTOON dan tanda air tak terlihat telah membantu melacak kebocoran konten.
Situs pembajakan anime ditutup
Di Amerika Latin, penutupan AnimeFénix, salah satu situs pembajakan terbesar di kawasan tersebut, semakin mempertegas skala perjuangan ini. Penutupan situs yang menawarkan koleksi anime yang sangat banyak ini memperkuat efektivitas strategi global setelah bertahun-tahun beroperasi. Meskipun ada kemajuan, muncul kekhawatiran tentang potensi kelemahan AI yang dapat membahayakan pengguna yang sah. Akhirnya, industri ini kini berupaya menyeimbangkan perlindungan hak cipta dengan hak digital pengguna internet.
Ikuti juga AnimeNew untuk berita lainnya tentang revolusi teknologi dalam pembajakan anime ini.
Sumber: NHK