Dragon Ball Daima Ep. 20: anime berakhir dengan penghormatan kepada Akira Toriyama

Stefani Couto
Seorang jurnalis sejak lahir, seorang gamer karena hasrat! Saya menulis tentang game, trivia, dan panduan untuk membantu pemain lain menjelajahi dunia yang luar biasa ini. Jika ada game baru...

Episode ke-20 Dragon Ball DAIMA , berjudul Maximum, menandai akhir seri dengan perayaan alam semesta ciptaan Akira Toriyama. Bab terakhir menampilkan pertarungan yang memukau secara visual, momen-momen menegangkan, dan akhir tak terduga yang mengingatkan kembali pada humor klasik waralaba tersebut. Dirilis tepat satu tahun setelah kematian Toriyama, episode ini menjadi penghormatan yang mengharukan bagi sang pencipta Dragon Ball, yang memperkuat pengaruhnya yang abadi pada budaya pop.

Sejak diumumkan, Dragon Ball DAIMA telah memicu rasa ingin tahu dan perdebatan di kalangan penggemar, terutama karena pendekatannya yang unik. Serial ini menghindari klise shonen yang berlebihan, dan menyeimbangkan antara nostalgia dan inovasi. Meskipun terdapat beberapa pilihan kontroversial di sepanjang alur cerita, episode terakhirnya memberikan akhir yang layak, yang menghormati perjalanan Goku dan sekutunya.

Dragon Ball Daima Ep. 20 hingga Akira Toriyama
Foto: Pengungkapan/Anime

Pertarungan yang spektakuler secara visual menandai klimaks dari seri ini

Paruh pertama episode ini sepenuhnya didedikasikan untuk konfrontasi antara Goku dan Gomah, sebuah pertarungan yang mengangkat animasi seri ini ke level baru. Koreografi serangan, kelancaran gerakan, dan skala pertarungan yang megah menciptakan rangkaian adegan yang mengesankan. Dilengkapi dengan ledakan kolosal dan teknik yang dahsyat, pertarungan ini menunjukkan seluruh evolusi produksi di sepanjang seri.

Salah satu momen paling berkesan adalah aktivasi Super Saiyan 4, yang menampilkan salah satu adegan paling detail dan mengesankan secara visual. Lebih lanjut, arahan seninya pun mengejutkan, memperkenalkan efek inversi warna selama pertarungan, menghasilkan estetika unik yang mengingatkan pada animasi-animasi terbaik waralaba ini. Keterlibatan Naotoshi Shida, animator veteran yang bertanggung jawab atas adegan-adegan ikonis di Dragon Ball Z dan Dragon Ball Super, memastikan konfrontasi ini menjadi salah satu momen terbaik dalam seri ini.

Di klimaks pertempuran, Goku berhasil menciptakan robekan dimensional di Alam Iblis, yang memperkuat kehebatan kekuatannya. Namun, terlepas dari tontonan visual dan intensitas pertarungan, sang penjahat besar belum juga dikalahkan. Harapannya adalah Kamehameha terakhir akan mengakhiri pertempuran dengan cara yang epik, tetapi naskahnya mengejutkan semua orang dengan mengambil arah yang tak terduga.

Goku dragon ball daima
Foto: Pengungkapan/Anime

Sebuah kejutan tak terduga dan humor khas Toriyama

Bertentangan dengan dugaan banyak orang, bukan Goku yang memberikan pukulan terakhir kepada Gomah. Dalam sebuah akhir yang mengejutkan dan lucu, Majin Kuu akhirnya memastikan kemenangan. Karakter tersebut, yang sebelumnya hanya memiliki peran sekunder, adalah satu-satunya yang berhasil menyerang titik lemah sang penjahat tiga kali berturut-turut, memenuhi syarat untuk mengalahkannya.

Kejutan tak terduga ini mengingatkan kita pada momen-momen klasik dari waralaba tersebut, seperti Oolong yang menggagalkan rencana Pilaf dengan meminta celana dalam atau Yajirobe yang memotong ekor Vegeta dalam wujud Oozaru-nya. Dragon Ball DAIMA memilih untuk menutup plotnya dengan pendekatan yang ringan dan menghibur, alih-alih hanya berfokus pada aksi yang menegangkan. Hasilnya adalah akhir yang tak terduga, namun tetap konsisten dengan gaya Akira Toriyama.

Dengan kekalahan Gomah, Majin Kuu mengambil alih gelar Raja Iblis Tertinggi. Kepribadiannya yang ceria dan canggung bertolak belakang dengan ancaman yang ditimbulkan oleh penjahat yang kalah, memastikan bahwa Alam Iblis tidak lagi didominasi oleh kekejaman. Akhir cerita mengikuti tradisi Dragon Ball, memadukan momen-momen menegangkan dengan humor khas waralaba tersebut.

Final Dragon Ball Daima
Foto: Pengungkapan/Anime

Warisan berlanjut: Apakah Dragon Ball masih memiliki masa depan?

Meskipun episode terakhir memuaskan banyak orang, beberapa hal yang belum terungkap membuat penggemar berdebat. Karakter seperti Piccolo kurang menonjol dari yang diharapkan, dan kurangnya fusi antara Goku dan Vegeta, serta absennya Super Saiyan 4 Vegeta, mengecewakan beberapa penonton.

Meski begitu, akhir Dragon Ball DAIMA memenuhi perannya sebagai penghormatan kepada Akira Toriyama dan menegaskan kembali pentingnya waralaba ini. Episode terakhirnya tidak hanya merayakan perjalanan Goku, tetapi juga mengingatkan penonton bahwa Dragon Ball selalu lebih dari sekadar pertempuran—esensinya terletak pada humor, karakter karismatik, dan semangat petualangannya.

Bahkan setelah Dragon Ball DAIMA berakhir, warisan waralaba ini tetap hidup. Dampak budaya Dragon Ball terus menginspirasi generasi baru, dan dunia Toriyama kemungkinan masih memiliki banyak hal untuk ditawarkan di masa depan.

Mengikuti:
Seorang jurnalis sejak lahir, seorang gamer karena hasrat! Saya menulis tentang game, trivia, dan panduan untuk membantu pemain lain menjelajahi dunia yang luar biasa ini. Jika ada game baru di bidang ini, saya selalu mencari tahu dan siap mengubah pengalaman itu menjadi artikel yang hebat.