Dalam episode 6 , yang dirilis pada 10 Mei, Anne Shirley yang berusia tiga belas tahun menuangkan imajinasinya dengan intensitas baru saat ia menciptakan cerita pendek untuk kegiatan sekolah. Sang protagonis, yang dipuji karena keterampilan berceritanya, membantu anak-anak perempuan di kelasnya dan segera menunjukkan bakat dalam membimbing orang lain.
- Rahasia Penyihir Diam: Trailer Baru dan Tanggal Rilis
- Kusuriya no Hitorigoto: Wahyu di Istana Granada
Lebih lanjut, episode ini menampilkan momen penerimaan diri Anne, di mana ia menyadari bahwa rambut merahnya adalah bagian dari dirinya dan akhirnya menerimanya. Namun, sebelum hal ini terjadi, ia mengalami situasi yang membuatnya sangat sedih.
Anne Shirley menunjukkan keterampilan berceritanya
Di awal episode, Anne menghadapi dilema saat mencoba menulis kisah romantis. Ia membutuhkan seseorang untuk berbagi pengalaman pertunangan agar ia dapat memasukkannya ke dalam narasinya. Namun, tidak ada jawaban yang memuaskan, sehingga Anne memutuskan untuk menciptakan lamaran yang sempurna menggunakan imajinasinya.
Selain kreativitas Anne, ada satu hal lagi yang menonjol. Di episode 6, musim dingin menunjukkan keindahannya, dan pepohonan yang tertutup salju tebal membuat animasinya semakin indah. Kostum musim dingin para karakter juga menampilkan desain yang elegan dan menawan, yang menurut saya menjadikan episode ini salah satu yang paling menarik secara visual.
Setelah menyelesaikan cerita, sang protagonis dipuji oleh teman-teman sekelasnya, karena narasinya menggabungkan romansa, persaingan, dan, pada akhirnya, tragedi. Teman-teman Anne terkesan dengan kreativitas dan keterampilannya, sehingga mereka memintanya untuk mengajari mereka cara menulis cerita yang baik.
Maka, klub mendongeng pun terbentuk. Anne, yang membantu teman-temannya menulis dan berkreasi, segera menunjukkan bakatnya dalam menyemangati dan menyemangati orang lain. Akhirnya, sang guru menunjukkan rasa bangganya kepada Anne karena telah membantu teman-teman sekelasnya dan memujinya di kelas, sebuah tindakan yang membuat sang tokoh utama berseri-seri.
Anne memutuskan untuk merangkul warna merah rambutnya
Sejak episode pertama, Anne mengaku tidak suka rambut merahnya. Maka, ia memutuskan untuk mewarnai rambutnya menjadi cokelat. Namun, pewarna tersebut tidak berhasil, dan rambut sang protagonis berubah menjadi hijau. Ia menjadi sangat kesal dan menyadari bahwa, ternyata, rambut merahnya tidak seburuk yang ia bayangkan. Elemen-elemen dalam adegan tersebut mencerminkan suasana hati Anne, karena gemuruh dan suasana muram seakan mencerminkan apa yang dirasakan sang gadis ketika melihat efek pewarna pada rambutnya.
Karena tak mampu menghilangkan pewarna hijau, Anne membiarkan Marilla memotong rambutnya sangat pendek, hanya menyisakan warna merahnya saja. Setibanya di sekolah, Josie, salah satu teman sekelasnya, menggodanya dan mengatakan bahwa ia terlihat seperti orang-orangan sawah. Anne berusaha untuk tidak terganggu oleh komentar tersebut dan, dengan tegas, memutuskan untuk menerima rambut merahnya apa adanya. Sikap ini membuatnya merasa lebih percaya diri dengan penampilannya.
Anne adalah karakter yang mengagumkan. Ia selalu berusaha menjaga selera humor dan melihat sisi positif dari segala sesuatu. Awalnya, ia sangat kesal dengan rambut hijaunya dan bahkan lebih frustrasi karena harus memotongnya. Namun, ia melihat situasi ini sebagai pengalaman belajar dan menyadari bahwa ada hal-hal yang lebih buruk daripada rambut merahnya. Karena itu, sang protagonis, alih-alih kesal sampai rambutnya tumbuh, merenungkan tindakannya dan menerima apa yang terjadi. Lagipula, saat ini, tidak ada yang bisa ia lakukan untuk mengubah situasi.
Karya Anne Shirley merupakan pengalaman belajar yang konstan.
Di setiap episodenya, Anne tampak semakin dewasa, dan kita, para penonton, mengikuti perjalanannya sekaligus mempelajari nilai-nilai penting dan pelajaran hidup. Anne Shirley , sebuah adaptasi dari Anne of Green Gables , mengisahkan masa kecil, remaja, dan dewasa Anne, seorang gadis karismatik dan kreatif yang dengan mudah memikat orang-orang di sekitarnya.
Hal yang menarik dari serial ini adalah kita perlahan-lahan menyadari bahwa kita semua memiliki sedikit Anne Shirley dalam diri kita. Kita semua memiliki sisi rasa ingin tahu dan imajinatif, yang mampu melihat keindahan dalam hal-hal kecil dalam kehidupan sehari-hari; kita hanya perlu memberinya ruang. Lebih lanjut, ada kejutan menarik dalam judul-judul episodenya. Judul-judul tersebut berkaitan dengan pemikiran Anne, frasa yang ia ucapkan, atau pelajaran yang dipetiknya, seperti episode 6 yang berjudul: " Kupikir Tak Ada yang Seburuk Rambut Merah."
Di episode berikutnya, Anne mengalami kecelakaan perahu saat mencoba memerankan Lady Elaine. Gilbert, yang sedang memancing di dekat situ, berhasil menolongnya di menit-menit terakhir. Selain itu, ada rumor tentang Profesor Stacy yang pindah ke sekolah lain. Simak pratinjau episode 7:
Terus ikuti AnimeNew untuk informasi lebih lanjut tentang Anne Shirley dan segala hal yang melibatkan dunia otaku!