Bab 18 Boruto: Two Blue Vortex menghadirkan akhir yang berbeda dalam konfrontasi antara Araya, Ryu, Yodo, dan tim yang dipimpin Sarada . Puncaknya adalah penggunaan teknik unik Araya, Jitetsu Ryūfūjin – Pedang Penyegel Partikel Besi Magnetik , yang membelah pasir besi Ryu yang kuat. Jutsu spesial ini, yang dikembangkan bersama Shinki , menunjukkan kerja sama tim dan potensi destruktif ketika digunakan secara strategis.
- Pertarungan terbaik di One Piece bukanlah Luffy Gear 5 vs Kaido
- Dandadan: Manga hiatus setelah bab 182
Sementara itu, narasi mengalami lompatan maju yang menarik dengan Ryu yang segera merasakan "niat" tertentu dalam diri Yodo, menandakan perubahan momentum pertempuran yang akan segera terjadi. Pada titik inilah Sarada Uchiha mengambil kendali, menggunakan kecerdasannya yang cepat untuk menjaga misi tetap berjalan.
Penyamaran Konohamaru Sarutobi di Boruto:
Di sisi lain, bab ini juga mengungkap poin penting: Konohamaru Sarutobi gagal mempertahankan penyamaran misinya, yang berujung pada konfrontasi dengan Matsuri. Situasi berubah menjadi lucu dan menegangkan ketika ia menyatakan bahwa hanya satu orang yang boleh memanggilnya "Konohamaru-chan", yang memicu amarah Matsuri.
Dengan konfrontasi yang masih jauh dari selesai dan ketegangan yang meningkat, pertanyaannya tetap: apa yang akan dilakukan Konohamaru dan timnya selanjutnya? Misi ini tampaknya berada di ujung tanduk, dan langkah mereka selanjutnya dapat menentukan masa depan Boruto: Two Blue Vortex .
Terakhir, apa pendapatmu tentang bab ini? Bagikan teorimu tentang bagaimana alur ceritanya dan peran Konohamaru di bab-bab selanjutnya! Baca selengkapnya di Manga Plus