Apa itu: Godzilla: Kota di Ujung Pertempuran
"Godzilla: City on the Edge of Battle" adalah film animasi Jepang yang merupakan bagian dari trilogi film Godzilla yang diproduksi oleh Toho Animation dan Polygon Pictures. Dirilis pada tahun 2018, film ini merupakan sekuel langsung dari "Godzilla: Planet of the Monsters" dan terus mengeksplorasi masa depan distopia di mana umat manusia berjuang untuk bertahan hidup melawan monster raksasa Godzilla. Alur ceritanya berlatar di dunia pasca-apokaliptik, di mana Bumi telah didominasi oleh Godzilla dan makhluk-makhluk raksasa lainnya. Film ini disutradarai oleh Kōbun Shizuno dan Hiroyuki Seshita, dan skenarionya ditulis oleh Gen Urobuchi. Kisahnya mengikuti sekelompok manusia yang selamat, yang setelah dikalahkan oleh Godzilla dalam upaya pertamanya untuk merebut kembali Bumi, menemukan sebuah kota berbenteng kuno yang mungkin menyimpan kunci untuk mengalahkan monster tersebut. Kota tersebut, yang dikenal sebagai Kota Mechagodzilla, dibangun dari sisa-sisa Mechagodzilla, senjata robotik yang diciptakan untuk melawan Godzilla.
Plot Godzilla: Kota di Ujung Pertempuran
Alur cerita "Godzilla: City on the Edge of Battle" dimulai tepat setelah peristiwa "Godzilla: Planet of the Monsters." Para penyintas manusia, yang dipimpin oleh Haruo Sakaki, menemukan harapan baru dalam wujud Kota Mechagodzilla. Kota ini merupakan benteng teknologi yang dibangun dari sisa-sisa Mechagodzilla, senjata robotik yang dikembangkan untuk melawan Godzilla sebelum runtuhnya peradaban manusia. Kota ini ditemukan oleh Haruo dan timnya setelah pertempuran dahsyat melawan Godzilla, yang mengakibatkan kematian banyak rekan mereka. Saat menjelajahi kota, mereka bertemu dengan ras alien yang dikenal sebagai Bilusaludo, yang membantu membangun Mechagodzilla dan kini menawarkan bantuan kepada manusia untuk mengalahkan Godzilla. Alur cerita terungkap ketika manusia dan Bilusaludo mencoba mengaktifkan kembali Mechagodzilla dan menggunakan kota tersebut sebagai senjata melawan Godzilla. Namun, aliansi antara manusia dan Bilusaludo menegang, dengan konflik yang muncul mengenai cara terbaik untuk mengalahkan monster tersebut dan implikasi etis dari penggunaan senjata sekuat itu.
Karakter Utama di Godzilla: City on the Edge of Battle
Karakter utama "Godzilla: City on the Edge of Battle" dipimpin oleh Haruo Sakaki, sang protagonis yang bertekad membalas kematian orang tuanya dan merebut kembali Bumi dari Godzilla. Haruo adalah karakter yang kompleks, didorong oleh hasrat balas dendam yang kuat, tetapi juga peduli terhadap keselamatan rekan-rekannya. Di sisinya ada Yuko Tani, seorang pilot ulung dan teman masa kecil Haruo, yang memiliki tekad yang sama untuk mengalahkan Godzilla. Karakter penting lainnya adalah Metphies, seorang pendeta alien dari ras Exif, yang berperan sebagai penasihat spiritual bagi Haruo dan para penyintas lainnya. Metphies memiliki motif tersembunyi dan pandangan yang lebih luas tentang konflik antara manusia dan Godzilla. Di samping mereka ada Mulu-elu Galu-gu, seorang ilmuwan dari ras Bilusaludo yang memainkan peran penting dalam upaya mengaktifkan kembali Mechagodzilla. Galu-gu adalah karakter yang pragmatis dan kejam, rela melakukan apa pun untuk mengalahkan Godzilla, bahkan jika itu berarti mengorbankan nyawa manusia. Interaksi antara karakter-karakter ini dan motivasi mereka yang berbeda menambah kedalaman plot dan mengeksplorasi tema balas dendam, pengorbanan, dan bertahan hidup.
Aspek Visual dan Teknis Godzilla: Kota di Ujung Pertempuran
"Godzilla: City on the Edge of Battle" terkenal karena visual dan aspek teknisnya yang mengesankan. Diproduksi oleh Polygon Pictures, yang dikenal dengan karya CGI (Computer-Generated Imagery), film ini memiliki gaya visual futuristik yang khas. Kota Mechagodzilla ditampilkan dengan detail yang rumit, menampilkan perpaduan teknologi canggih dengan sisa-sisa peradaban yang hancur. Adegan pertempurannya sangat mengesankan, dengan koreografi aksi yang intens dan efek visual yang menangkap skala kolosal Godzilla dan Mechagodzilla. Soundtrack yang digubah oleh Takayuki Hattori melengkapi atmosfer film yang menegangkan dan epik, memanfaatkan kombinasi musik orkestra dan elektronik untuk mempertajam adegan aksi dan momen-momen emosional. Lebih lanjut, desain suara dirancang dengan cermat untuk meningkatkan raungan.