Apa itu: Godzilla: Planet of the Monsters
Godzilla: Planet of the Monsters adalah film animasi Jepang yang merupakan bagian dari waralaba Godzilla, salah satu serial monster raksasa paling ikonik dan abadi dalam budaya pop. Dirilis pada tahun 2017, film ini merupakan film pertama dari trilogi yang mengeksplorasi masa depan distopia di mana umat manusia terpaksa meninggalkan Bumi karena dominasi monster raksasa, dengan Godzilla sebagai yang terkuat di antara mereka. Kisah ini berlatar 20.000 tahun di masa depan, ketika sekelompok manusia memutuskan untuk kembali ke planet tersebut untuk mencoba merebutnya kembali. Film ini terkenal karena menjadi animasi 3D pertama dalam waralaba tersebut, yang memanfaatkan kombinasi teknik animasi tradisional dan CGI untuk menciptakan visual yang unik dan mengesankan.
Alur cerita Godzilla: Planet of the Monsters berpusat pada Haruo Sakaki, seorang pemuda yang menyaksikan kehancuran keluarganya oleh Godzilla saat masih kecil. Dipenuhi hasrat balas dendam, Haruo memimpin misi kembali ke Bumi, bertekad untuk menghancurkan monster yang menyebabkan begitu banyak penderitaan. Narasinya mengeksplorasi tema-tema mendalam seperti kelangsungan hidup manusia, balas dendam, dan hubungan antara manusia dan alam. Alur ceritanya kaya akan detail dan menyajikan visi futuristik yang kelam tentang planet kita, di mana flora dan fauna telah berevolusi dengan cara yang tak terduga akibat kehadiran Godzilla dan monster-monster lainnya dalam waktu yang lama.
Godzilla: Planet of the Monsters diproduksi atas kerja sama Toho Animation dan Polygon Pictures, dengan sutradara Kōbun Shizuno dan Hiroyuki Seshita. Skenarionya ditulis oleh Gen Urobuchi, yang dikenal atas karyanya di serial anime seperti Puella Magi Madoka Magica dan Psycho-Pass. Soundtrack-nya, yang digubah oleh Takayuki Hattori, melengkapi atmosfer film yang menegangkan dan apokaliptik. Animasi 3D memungkinkan penggambaran monster yang lebih dinamis dan detail, terutama Godzilla, yang digambarkan dengan desain yang besar dan megah, memperkuat posisinya sebagai raja para monster.
Godzilla: Planet of the Monsters dirilis secara global di platform streaming Netflix, sehingga dapat diakses oleh penonton internasional. Tanggapan kritis beragam, dengan pujian untuk animasi dan pendekatan inovatif terhadap waralaba ini, tetapi ada juga kritik untuk alur cerita dan kompleksitasnya. Namun, bagi penggemar setia Godzilla, film ini menawarkan perspektif baru dan perluasan signifikan dari dunia monster tersebut. Trilogi ini berlanjut dengan Godzilla: City on the Edge of Battle dan Godzilla: The Planet Eater, yang masing-masing semakin memperdalam mitologi dan konflik yang diperkenalkan di film pertama.
Dampak budaya Godzilla: Planet of the Monsters sangat signifikan, karena film ini merepresentasikan evolusi dalam cara penceritaan kisah monster raksasa. Penggunaan animasi 3D dan distribusi streaming menunjukkan bagaimana industri hiburan beradaptasi dengan teknologi baru dan perubahan kebiasaan konsumsi media. Lebih lanjut, film ini mengangkat isu-isu ekologis dan eksistensial yang relevan dengan penonton kontemporer, tidak hanya menawarkan hiburan tetapi juga refleksi tentang masa depan umat manusia dan planet kita.
Singkatnya, Godzilla: Planet of the Monsters merupakan tambahan yang inovatif dan ambisius untuk waralaba Godzilla, menggabungkan elemen-elemen tradisional dengan teknik animasi baru dan narasi yang kompleks. Film ini tidak hanya memperluas dunia Godzilla, tetapi juga menawarkan visi dunia kita yang provokatif dan futuristik. Bagi penggemar anime dan kisah monster raksasa, film ini wajib ditonton, yang mendefinisikan ulang apa yang bisa kita harapkan dari waralaba yang ikonis dan abadi ini.