Apa itu: Jinrui wa Suitai Shimashita (Kemanusiaan Telah Menurun)

Apa itu: Jinrui wa Suitai Shimashita (Kemanusiaan Telah Menurun)

Jinrui wa Suitai Shimashita, yang diterjemahkan sebagai "Umat Manusia Telah Menurun," adalah anime yang menonjol karena narasi dan kritik sosialnya yang unik. Berlatar di masa depan distopia, serial ini mengeksplorasi dunia di mana umat manusia sedang menurun, dan populasi manusia telah berkurang drastis. Kisah ini diceritakan melalui perspektif seorang mediator muda yang berinteraksi dengan "peri", makhluk ajaib yang mewakili era baru peradaban. Melalui kombinasi humor gelap dan refleksi mendalam, anime ini mengajak penonton untuk merenungkan kondisi manusia dan konsekuensi dari tindakan kita. Serial ini merupakan adaptasi dari novel ringan karya Romeo Tanaka, yang diterima dengan baik oleh kritikus dan penonton, menonjol karena orisinalitas dan pendekatan satirnya.

Produksi Anime

  • Disutradarai oleh: Yuuji Kumazawa
  • Skenario: Naruhisa Arakawa
  • Studio: AIC ASTA
  • Tayang perdana: Juli 2012
  • Genre: Komedi, Fantasi, Irisan Kehidupan
  • Berdasarkan: Novel ringan karya Romeo Tanaka

Alur cerita Jinrui wa Suitai Shimashita berlatar di dunia di mana umat manusia menghadapi krisis eksistensial. Sang protagonis, yang berperan sebagai mediator antara manusia yang tersisa dan para peri, menemukan dirinya dalam situasi-situasi tak lazim yang mengungkap kemerosotan masyarakat. Para peri, yang memiliki pandangan hidup yang naif dan seringkali jenaka, bertolak belakang dengan realitas kelam yang dihadapi sang protagonis. Dinamika antar-karakter ini menciptakan lingkungan yang kaya untuk mengeksplorasi tema-tema seperti hilangnya kemanusiaan, pencarian makna, dan kritik terhadap konsumerisme. Anime ini memanfaatkan estetika visual yang dinamis dan kontras dengan tema-tema berat yang diangkatnya, menciptakan pengalaman yang unik dan memikat bagi penonton.

Salah satu aspek paling menarik dari Jinrui wa Suitai Shimashita adalah pendekatannya terhadap evolusi masyarakat. Dengan populasi manusia yang semakin menipis, peri menjadi pusat perhatian, mewakili bentuk kehidupan baru yang beradaptasi dengan perubahan lingkungan. Serial ini mempertanyakan arti menjadi manusia di dunia yang sedang mengalami kemunduran, dan apakah hakikat kemanusiaan dapat dipertahankan atau justru akan berubah menjadi sesuatu yang sama sekali berbeda. Refleksi ini diiringi humor gelap dan situasi-situasi absurd, yang membuat narasinya semakin memikat. Anime ini tidak segan-segan mengkritik masyarakat kontemporer, mengangkat tema-tema seperti keterasingan dan kedangkalan interaksi manusia.

Selain narasinya yang memikat, Jinrui wa Suitai Shimashita dikenal karena gaya animasinya yang khas dan soundtrack yang memukau. Arahan seninya dirancang dengan cermat, dengan latar yang mencerminkan keindahan sekaligus kehancuran dunia. Palet warna yang cerah kontras dengan situasi yang muram, menciptakan efek visual yang memikat penonton. Soundtrack-nya, yang terdiri dari berbagai elemen, mulai dari komedi hingga melankolis, menyempurnakan atmosfer anime dengan sempurna. Kombinasi elemen-elemen ini membuat serial ini menonjol di antara produksi lain dalam genre ini, menarik baik penggemar komedi maupun mereka yang mencari narasi yang lebih mendalam dan reflektif.

Jinrui wa Suitai Shimashita juga menonjol karena karakter-karakternya yang berkesan. Sang protagonis, dengan kepribadiannya yang kuat dan sinis, ditemani oleh beragam peri, masing-masing dengan keunikan dan karakteristiknya sendiri. Keragaman karakter ini memperkaya narasi, memungkinkan eksplorasi perspektif yang berbeda tentang kondisi manusia. Interaksi antara sang protagonis dan para peri seringkali lucu, tetapi juga mengungkap kerapuhan kondisi manusia. Serial ini berhasil menyeimbangkan momen-momen riang dengan refleksi yang mendalam, menjadikannya pengalaman yang lengkap bagi penonton. Pengembangan karakter merupakan salah satu kekuatan anime ini, yang berkontribusi pada popularitas dan keberlangsungannya di kalangan penggemar.