Kutukan Momo di Dandadan Mengungkapkan Kekuatan Emosi

Stefani Couto
Seorang jurnalis sejak lahir, seorang gamer karena hasrat! Saya menulis tentang game, trivia, dan panduan untuk membantu pemain lain menjelajahi dunia yang luar biasa ini. Jika ada game baru...

Momo Ayase menghilang dari ingatan teman-temannya di Dandadan bab 192, tetapi tidak sepenuhnya. Sang protagonis, selain menyusut, mulai dilupakan oleh hampir semua orang di sekitarnya. Vamola dan Seiko menunjukkan tanda-tanda yang jelas bahwa ingatan mereka memudar. Hanya Jiji dan keluarga Kito yang masih sepenuhnya mengakui keberadaannya, masing-masing karena alasan emosional yang berbeda.

Manga ini menunjukkan bahwa perasaan yang kuat merupakan kriteria tak kasat mata untuk melawan kutukan. Jiji mencintai Momo, sementara Kito membencinya. Kontras ini menunjukkan bahwa cinta dan dendam bertindak sebagai jangkar melawan kelupaan. Ikatan kuat ini tampaknya lebih efektif daripada kemampuan spiritual apa pun. Ingatan, dalam konteks ini, menjadi cerminan ikatan emosional.

Bab 192 dari Dandadan - 2
Foto: Disclosure/Shueisha

Emosi sebagai perlindungan terhadap kelupaan

Kasus Jiji adalah yang paling jelas. Ia tidak hanya mengingat Momo, tetapi juga menunjukkan tekad untuk melindunginya. Rasa sayangnya yang diungkapkan mendukung hipotesis bahwa perasaan yang mendalam dapat mematahkan kutukan. Pengaruh emosional terhadap persepsi realitas merupakan tema yang berulang dalam Dandadan, dan semakin menguat dalam bab ini.

Di sisi lain, keluarga Kito juga melestarikan kenangan gadis itu. Namun, motif mereka adalah hasrat untuk membalas dendam. Amarah mereka bertindak sebagai penawar bagi efek kutukan tersebut. Apa yang seharusnya menjauhkan mereka—amarah—ironisnya justru menjadi ikatan. Dengan kata lain, kutukan itu tampaknya lebih merespons emosi daripada niat.

keluarga dandadan Kito
Foto: Disclosure/Shueisha

Namun, Vamola adalah orang pertama yang melupakannya. Hubungannya baru-baru ini dengan Momo tak mampu menahan kekuatan pesona. Lamanya waktu yang mereka habiskan bersama dan tingkat kasih sayang mereka terbukti menentukan. Di sisi lain, Okarun masih menyimpan kenangan, mungkin karena ia adalah orang pertama yang mendekatinya dan memendam perasaan yang belum terselesaikan.

Contoh-contoh ini menunjukkan pola naratif yang menarik: semakin kuat ikatan emosional, semakin besar pula daya tahan terhadap kelupaan. Penulis membangun logika di mana emosi menentukan nasib para tokoh, menumbangkan penjelasan yang murni magis atau rasional.

Simbolisme tembus pandang dan efek kutukan

Pengurangan ukuran fisik Momo menjadi metafora atas hilangnya relevansi sosialnya. Seiring ia menyusut, ia menjadi kurang diperhatikan, kurang diingat. Konstruksi ini memperkuat gagasan bahwa kutukan memengaruhi persepsi kolektif, bukan hanya tubuh. Melupakan, di dunia ini, berarti berhenti melihat, baik secara harfiah maupun simbolis.

Hal yang sama terjadi pada karakter-karakter lain. Daiki menua dengan cepat, kehilangan identitas masa kecilnya. Zuma, yang melihat kebenaran orang lain, kehilangan penglihatannya. Ini adalah variasi dari tema yang sama: hilangnya perspektif tentang diri sendiri atau orang lain. Kutukan itu bekerja sebagai penghapusan esensi seseorang secara bertahap.

Dandadan 192 Momo dilupakan saat musuh lama kembali
Foto: Pengungkapan/Crunchyroll

Dalam konteks ini, emosi menjadi perlindungan terakhir melawan kehancuran. Perasaanlah yang membentuk kehadiran, bahkan ketika segala sesuatu yang lain terkikis. Oleh karena itu, melupakan tidak semata-mata dijelaskan oleh sihir, melainkan oleh terkikisnya ikatan afektif.

Bab ini menawarkan pembacaan ingatan yang sensitif dan canggih. Bab ini menunjukkan bahwa melihat seseorang, di atas segalanya, berarti peduli. Apa yang luput dari ingatan, oleh karena itu, tidak hilang sepenuhnya, melainkan hanya berhenti menjadi penting.

Jiji sebagai harapan dalam menghadapi kehancuran

Dengan sebagian besar sekutunya kehilangan koneksi dengan Momo, Jiji muncul sebagai tokoh sentral. Ia mewakili memori yang hidup, ikatan emosional yang tak runtuh. Kekuatan spiritualnya memang penting, tetapi yang membuatnya tetap bertahan adalah perasaannya. Ia adalah jembatan antara Momo yang nyata dan Momo yang memudar di depan mata semua orang.

Kedatangan keluarga Kito yang semakin dekat memperumit situasi. Namun, paradoksnya, kebencian mereka juga memastikan Momo tidak dilupakan. Hal ini membuka jalan bagi konfrontasi di mana hanya mereka yang mengingatnya yang akan memahami taruhannya. Melupakan menjadi senjata ampuh, dan ingatan menjadi tindakan perlawanan.

Ketidakhadiran karakter seperti Aira dan Kouki dari efek kutukan menunjukkan bahwa bab-bab selanjutnya akan memperluas perdebatan ini. Jika ingatan mereka benar, argumen tentang emosi sebagai perisai akan semakin kuat. Jika tidak, elemen-elemen baru perlu dipertimbangkan.

Hingga saat itu, Jiji tetap menjadi pusat emosional dan naratif cerita. Pada dirinyalah, plot mengikat harapan Momo. Kenangannya tak hanya personal, tetapi juga simbolis. Kenangan itu merepresentasikan keyakinan bahwa, di tengah kelupaan, masih ada orang-orang yang melihat dengan hati.

Anda dapat membaca Dandadan melalui situs web MANGÁ Plus.

Mengikuti:
Seorang jurnalis sejak lahir, seorang gamer karena hasrat! Saya menulis tentang game, trivia, dan panduan untuk membantu pemain lain menjelajahi dunia yang luar biasa ini. Jika ada game baru di bidang ini, saya selalu mencari tahu dan siap mengubah pengalaman itu menjadi artikel yang hebat.