Penggemar Studio Ghibli protes terhadap video yang dihasilkan AI

Rafael Shinzo
Nama saya Rafael Alves, dikenal sebagai Rafael Shinzo. Saya memiliki latar belakang budaya pop Jepang dan mendirikan AnimeNew pada tahun 2009 dengan misi menyediakan liputan yang tepercaya...

Media sosial ramai diperbincangkan setelah dirilisnya video-video yang dibuat dengan kecerdasan buatan (AI) yang meniru gaya Studio Ghibli . Video-video tersebut, yang diproduksi oleh seniman efek khusus Tom Clive , telah memicu kemarahan di kalangan penggemar Hayao Miyazaki , seorang sutradara yang telah menyatakan keengganannya terhadap animasi yang dihasilkan AI.

Kontroversi bermula ketika sebuah media membagikan video yang menampilkan karakter-karakter yang mirip dengan Chihiro dan Haku dari Spirited Away (2001). Menurut media tersebut, sang seniman melatih perangkat AI dengan materi dari Studio Ghibli tanpa izin studio, yang memicu kembali perdebatan tentang etika penggunaan teknologi tersebut.

Tom Clive, yang telah menggarap film-film seperti Furiosa: A Mad Max Saga (2024) dan Alien: Romulus (2024) , menjelaskan bahwa video-video tersebut merupakan bagian dari "film suasana hati" dan ia menggunakan perangkat lunak seperti Midjourney dan Luma Ray 2 untuk membuatnya. Meskipun ia tidak menyebut Studio Ghibli sebagai inspirasi, netizen dengan cepat menunjukkan kemiripannya dan menuduhnya melakukan plagiarisme.

Saya tidak mengerti bagaimana orang bisa melihat ini dan menganggapnya tidak apa-apa, padahal ini adalah salah satu komentar yang paling disukai terhadap artis tersebut.

Hayao Miyazaki mengomentari penggunaan AI

Bagi banyak penggemar, penggunaan AI terasa sangat menyinggung mengingat pandangan Hayao Miyazaki tentang hal ini. Namun, dalam sebuah film dokumenter tahun 2016, sang sutradara dengan tegas menyebut animasi yang dihasilkan AI sebagai "penghinaan terhadap kehidupan." Baginya, mesin tanpa emosi yang mencoba meniru seni manusia benar-benar absurd.

Di sisi lain, beberapa pihak berpendapat bahwa AI dapat menjadi alat yang berharga bagi animator Jepang, yang seringkali menghadapi hari kerja yang melelahkan. Namun, diskusi tentang etika penggunaan teknologi ini masih jauh dari konsensus, terutama karena banyak model AI dilatih menggunakan karya seniman sungguhan tanpa izin mereka. Mungkinkah ini dianggap sebagai bentuk plagiarisme?

Terakhir, apa pendapatmu tentang debat ini? Ikuti AnimeNew untuk berita, analisis, dan informasi terbaru seputar dunia anime, manga, dan budaya otaku. Jangan sampai ketinggalan—kami selalu menghadirkan konten terbaik!

Sumber: X (Twitter)

Mengikuti:
Nama saya Rafael Alves, dikenal sebagai Rafael Shinzo. Saya memiliki latar belakang budaya pop Jepang dan mendirikan AnimeNew pada tahun 2009 dengan misi menyediakan liputan anime, manga, dan hiburan lainnya yang tepercaya dan terkini langsung dari Jepang. Dengan pengalaman lebih dari satu dekade, portal ini telah memantapkan dirinya sebagai rujukan di sektor ini.