Dengan setiap bab baru Chainsaw Man , Tatsuki Fujimoto membuktikan bahwa ia selalu selangkah lebih maju dari para pembacanya. Di bab 198, sebuah kejutan mengejutkan mengguncang basis penggemar: gadis yang banyak diyakini sebagai Kematian sebenarnya adalah Kelaparan, sementara Kematian menyamar sebagai saudara perempuannya, Fami.
- Kagurabachi 74: Samura muncul dari surga dan mempersiapkan konfrontasi antara tiga pendekar pedang
- To Be Hero X Ep. 1: Surealis dan siap menjadi yang terbaik di musim ini
Pengungkapan ini tak hanya mematahkan beberapa teori, tetapi juga membangkitkan kembali kenangan akan kisah ikonik Makima—Sang Pengendali. Kini, semuanya menunjukkan bahwa kita akan kembali terjerumus ke dalam siklus manipulasi, kehilangan, dan transformasi.
Kematian Mengikuti Jejak Makima: Sebuah Paralel yang Gelap dan Disengaja
Bukan kebetulan bahwa struktur naratif Bab 198 secara langsung merujuk kembali ke momen Makima mengungkapkan identitas aslinya sebagai Iblis Pengendali. Sama seperti di Bagian I, di mana misteri seputar Makima berpuncak pada peristiwa bencana bagi Denji dan sekutunya, kini kita memiliki elemen ketegangan baru: terungkapnya fakta bahwa Kematian sudah ada di antara para karakter—tersembunyi di depan mata.
Fujimoto sekali lagi menggunakan tipu daya sebagai perangkat naratif, mencerminkan perjalanan penjahat sebelumnya untuk menciptakan atmosfer ketidakpastian dan kecemasan. Manipulasi identitas Kematian dan pembalikan dengan Kelaparan tidak hanya menciptakan momen kejutan, tetapi juga pemicu naratif yang menjanjikan akan memicu serangkaian peristiwa kekerasan dan emosional.
Mengingat Makima: sebuah siklus yang terulang di Chainsaw Man?
Di Bagian I Chainsaw Man, konflik mencapai puncaknya ketika Aki dirasuki dan menyerang Denji, menciptakan salah satu adegan paling tragis dalam seri ini. Tak lama kemudian, Power dibunuh secara brutal oleh Makima—tindakan yang menghancurkan emosi sang protagonis. Jika Kematian mengikuti jalur kendali, manipulasi, dan penghancuran yang sama, kita mungkin akan melihat karakter lain menderita kerugian serupa.
Lebih lanjut, plot sebelumnya berpuncak pada kemunculan wujud "Pahlawan Neraka" Denji. Mengingat kita kembali berhadapan dengan Penunggang Kuda Kiamat, ada kemungkinan besar transformasi baru akan muncul. Kehadiran Kematian, dengan potensi tersembunyinya, dapat menjadi katalis bagi kemunculan kekuatan sejati yang masih disembunyikan oleh karakter seperti Yoru, Fami, dan bahkan Nayuta.
Transformasi di depan mata: kekuatan sejati para Ksatria
Tema yang berulang dalam Chainsaw Man adalah bahwa penampilan bisa menipu—secara harfiah. Bahkan Pochita, Iblis Gergaji Mesin yang asli, menyamar sebagai anak anjing yang tidak berbahaya. Jika kita menerapkan logika ini pada Empat Penunggang Kuda, masuk akal jika wujud mereka saat ini hanyalah kedok. Dan bab 198 sudah mulai menunjukkan hal ini.
Yoru, Perang, dengan sifatnya yang tak terduga dan agresif, adalah kandidat utama untuk mengungkapkan wujud yang lebih kuat. Namun, Kematian, yang kini sepenuhnya tersingkap, pasti akan memainkan peran yang lebih merusak. Jika ketiga Penunggang Kuda—Kematian, Kelaparan, dan Perang—memutuskan untuk bertindak bersama atau berkonflik langsung, kita akan menghadapi perang apokaliptik baru.
Lebih lanjut, kembalinya Nayuta tak terelakkan. Reinkarnasi Makima, yang kini di bawah asuhan Denji, bisa menjadi kunci dalam teka-teki baru ini. Jika ia turun tangan, kita mungkin akan melihat upaya untuk mencegah terulangnya sejarah—atau, ironisnya, untuk melengkapinya.
Masa Depan Denji: Penebusan, Kehancuran, atau Pengulangan?
Posisi Denji masih menjadi salah satu misteri terbesar. Ia telah dimanipulasi, dikhianati, dan hancur secara emosional. Dengan kekacauan yang ditimbulkan oleh kembalinya para Ksatria, siapkah ia menghadapi gelombang kekalahan baru? Atau akankah kita melihat Denji yang lebih dewasa, yang mampu mengantisipasi manipulasi?
Ada tanda-tanda bahwa Fujimoto sedang membangun alur cerita yang mirip dengan Bagian I, tetapi dengan nuansa baru. Perbedaannya sekarang adalah Denji membawa serta kenangan dan luka. Ia bukan lagi anak laki-laki naif yang mencari kehidupan normal. Mungkin justru perkembangan inilah yang mempersiapkannya untuk pertarungan baru—kali ini melawan Kematian itu sendiri.
Kiamat baru mengintai di Chainsaw Man?
Bab 198 Chainsaw Man menyalakan kembali api alur cerita yang diyakini banyak orang telah mencapai klimaksnya. Dengan terungkapnya Kematian dan pengingat akan pengaruh Makima, semuanya menunjukkan bahwa plot akan kembali terjun ke lautan kekacauan, kehilangan, dan kejutan. Fujimoto terus mempermainkan ekspektasi pembaca, menghadirkan tidak hanya aksi tetapi juga lapisan simbolisme dan drama psikologis yang mendalam.
Jika sejarah benar-benar mengikuti jejak masa lalu, kita bisa mengharapkan bukan hanya perjuangan epik, tetapi juga perjalanan intens menuju pertumbuhan, pengorbanan, dan mungkin penebusan. Panggung telah disiapkan—dan Empat Penunggang Kuda akan menari sekali lagi.