Faker, pemain League of Legends terhebat, mengonfirmasi bahwa ia akan terus berkompetisi di tahun 2025, terlepas dari hasil final Worlds 2024 yang akan berlangsung Sabtu ini (2). Pernyataan ini disampaikan dalam konferensi pers yang diadakan di London, menjelang bentrokan antara T1, timnya, dan Bilibili Gaming asal Tiongkok, dalam perebutan gelar juara dunia kelima sang pemain.
- T1 mengalahkan Gen.G dan mencapai final Worlds 2024
- Sutradara Resident Evil akan mengadaptasi The House of the Dead untuk film
Dengan karier yang membentang lebih dari satu dekade, Faker dikenal atas prestasi yang melampaui dunia game, seperti memimpin Kejuaraan Dunia League of Legends dalam hal gelar dan penampilan final. Pemain tersebut menegaskan kembali keputusannya untuk tidak pensiun dalam waktu dekat, dengan mengatakan bahwa, meskipun ia menang tahun ini, ia berniat untuk terus berkompetisi. Menurutnya, prioritasnya saat ini adalah bersenang-senang dan membawa kegembiraan bagi para penggemarnya, berbeda dengan fokus eksklusif pada trofi yang menandai awal kariernya.
T1 dan Faker mengincar gelar juara dunia lainnya
T1 adalah satu-satunya tim dalam sejarah yang mencapai final Piala Dunia tiga kali berturut-turut dengan susunan pemain yang sama. Sabtu ini, tim akan mengincar gelar keduanya secara berturut-turut dan yang kelima dalam sejarah, dengan demikian berupaya mempertahankan rekor kemenangan Korea Selatan di Piala Dunia.
Dalam konferensi pers tersebut, Faker memanfaatkan kesempatan tersebut untuk menekankan pentingnya menghadapi Zhuo Ding, lawannya dari Bilibili Gaming dan juga salah satu MD paling ternama di dunia. Di kompetisi sebelumnya, keduanya memiliki rekam jejak yang seimbang, tetapi Faker memiliki keunggulan dalam duel Kejuaraan Dunia mereka.
Perubahan pola pikir dan fokus pada kesenangan
Atlet yang telah memenangkan setiap kompetisi League of Legends ini menyoroti perubahan perspektifnya. "Sebelumnya, saya bermain hanya untuk menang, tetapi sekarang tujuan saya adalah untuk bersenang-senang dan membawa kegembiraan bagi para penggemar," ujarnya. Dengan pandangan baru ini, Faker mengatakan ia melihat kompetisi ini sebagai kesempatan lain untuk menunjukkan performa terbaiknya tanpa tekanan semata-mata untuk memperpanjang rekor gelarnya.
Didukung oleh keluarganya, yang mendampinginya ke London untuk final, Faker menekankan bahwa dukungan dari orang terdekat merupakan faktor motivasi. "Mereka datang untuk menyemangati saya, dan itu memberi saya kekuatan. Meskipun waktu yang kami miliki terbatas, usaha mereka memotivasi saya untuk memberikan segalanya dalam pertandingan ," ujarnya.
Rekor dan Prestasi Historis Faker
Karier Faker ditandai dengan prestasi-prestasi impresif di kancah esports. Di Kejuaraan Dunia tahun ini, ia meraih kemenangan ke-100 dalam pertandingan individu. Dalam pertandingan melawan G2 Esports, Faker menjadi pemain pertama dalam sejarah kejuaraan yang mencapai prestasi ini. Ia juga memimpin peringkat untuk penampilan terbanyak di Kejuaraan Dunia. Ia telah tampil dalam sembilan edisi dan bermain di tujuh final, sebuah rekor sepanjang masa dalam sejarah League of Legends.
Faker, di usia 27 tahun, mempertahankan daya saing yang tinggi dan telah mengumpulkan salah satu gelar dan penghargaan individu terbanyak di turnamen internasional. Meskipun tidak lolos ke final, T1 berhasil mengamankan posisi empat besar, memperkuat konsistensi tim sepanjang kariernya.
Final hari Sabtu ini akan menjadi pertarungan sengit bagi T1. Jika kalah, ini akan menjadi pertama kalinya dalam lebih dari satu dekade seorang midlaner non-Korea Selatan memenangkan gelar Worlds. Tim Faker akan menghadapi unggulan teratas dari LPL Tiongkok dalam pertandingan yang sarat dengan tradisi dan daya saing.